Tuliskan persentase kandungan amilum pada:
1. Nasi/Beras
1. Nasi/Beras
2. Jagung
3. Gandum
4. Sagu
5. Kentang
6. ubi
6. ubi
Jawab:
1. Nasi
Kandungan karbohidrat dalam beras hampir 90 % dari berat kering beras berupa pati atau amilum yang sebagian besar dalam bentuk granula dan sebagian kecil pentosan, selulosa, hemiselulosa dan glukosa. Kadar kandungan karbohidrat tergantung pada varietas dan cara pengolahan beras. Jadi sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisiko kimia amilumnya. Amilum beras terbentuk dari dua jenis molekul polisakarida yang masing-masing merupakan polimer glukosa. Dua jenis molekul pembentuk pati tersebut adalah amilosa dan amilopektin. Nasi dari beras dengan kadar amilosa tinggi dan amilopektin rendah umumnya kurang disukai, walaupun harganya lebih murah. Nasi dari beras dengan kadar amilosa rendah dan amilopektin tinggi lebih disukai untuk dikonsumsi masyarakat karena menghasilkan nasi yang lebih pulen dan enak walaupun harganya lebih mahal.
2. Jagung
Jagung yang telah dirubah menjadi bentuk tepung biasanya banyak digunakan untuk campuran masakan. Kandungan amilum pada jagung sekitar 59,5%. Pemakaian tepung jagung digunakan untuk pembuatan kue atau campuran sup. Konsumsi tepung jagung di Indonesia rata-rata lebih rendah daripada jenis makanan lain. Tepung jagung bisa mencukupi kebutuhan amilum yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Kandungan kalori per 100 gram tepung jagung mencapai 490 kalori. Berikut ini manfaat mengkonsumsi tepung jagung dalam menu sehari-hari.
Karakteristik Pati
Jagung diantaranya mengandung Biji jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan
kandungan gulanya 2,6-12,0%. Karbohidrat pada jagung sebagian besar merupakan
komponen pati, sedangkan komponen lainnya adalah pentosan, serat kasar,
dekstrin, sukrosa, dan gula pereduksi. Pati jagung mempunyai ukuran
granula yang cukup besar dan tidak homogen yaitu 1-7µm untuk yang kecil dan
15-20 µm untuk yang besar. Granula besar berbentuk oval
polyhedral dengan diameter 6-30 µm. Granulapati yang lebih kecil akan
memperlihatkan ketahanan yang lebih kecil terhadap perlakuan panas dan air dibanding
granula yang besar.
Amilosa dan Amilopektin
Pati Dibanding sumber pati lain, jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai
dari amilopektin rendah sampai tinggi. Jagung dapat digolongkan menjadi empat
jenis berdasarkan sifat patinya, yaitu jenis normal mengandung 74-76%
amilopektin dan 24-26% amilosa, jenis waxy mengandung 99% amilopektin, jenis
amilomaize mengandung 20% amilopektin atau 40-70% amilosa, dan jagung manis
mengandung sejumlah sukrosa di samping pati.
Jagung normal mengandung
15,3-25,1% amilosa, jagung jenis waxy hampirtidak beramilosa, jagung amilomize
mengandung 42,6-67,8% amilosa, jagung manis mengandung 22,8% amilosa. Amilosa
memiliki 490 unit glukosa per molekul dengan rantai lurus 1-4 a glukosida,
sedangkan amilopektin memiliki 22 unit glukosa per molekul dengan ikatan rantai
lurus 1-4 a glukosida dan rantai cabang 1,6- a glukosida.
3. Gandum
Gandum (Triticum aestivum L) adalah salah satu serealia dari famili Gramineae (Poaceae) yang merupakan salah satu bahan makanan pokok manusia selain beras. Gandum cukup terkenal dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena kandungan gluten dan proteinnya yang cukup tinggi pada biji gandum. Kandungan amilum pada gandum adalah sekitar 59 %. Gandum memiliki kandungan karbohidrat yang hampir atau setara dengan nasi. Gandum memiliki kandungan karbohidrat 60% hingga 80%, mineral 1.5 % hingga 2%, protein 6% hingga 17% , lemak 1.5% hingga 2%, dan kandungan sejumlah vitamin lainnya. Selain kaya akan kandungan karbohidrat dan nutrisi, gandum juga bisa dijadikan sebagai makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Gandum dapat berperan menjaga kesehatan tubuh dari penyebab penyakit kronis, seperti penyakit diabetes, jantung koroner, dan hipertensi. tinggi apabila dibandingkan dengan mie dan nasi. Kandungan serat yang tinggi di dalam gandum memberikan rasa kenyang yang lebih lama sehingga gandum cocok dikonsumsi sebagai menu diet sehat. Kandungan serat yang terdapat di dalam gandum juga sangat baik untuk sistem pencernaan karena dapat melancarkan proses pencernaan, mencegah sembelit dan dapat menyehatkan organ pencernaan.
4. Sagu
Sagu adalah jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Jenis makanan ini banyak ditemui di wilayah Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Irian serta sebagian di wilayah Sulawesi. Kandungan amilum pada sagu adalah sekitar 59.8%. Pada dasarnya sagu menjadi bahan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat yang minim akan tanaman padi. Beras hanya dikonsumsi pada saat waktu tertentu saja, selebihnya mereka akan mengkonsumsi sagu, jagung, umbi-umbian dan ketela. Jenis makanan pokok ini berasal dari sari pati umbi-umbian, sering digunakan sebagai bahan makanan lainnya. Sagu sebenarnya memiliki peran yang sama seperti beras dan jagung pada umumnya yaitu sebagai sumber makanan pokok yang mengandung unsur karbohidrat.
5. Kentang
Kentang terkenal karena kandungan karbohidrat nya (sekitar 26 gram dalam kentang medium). Kandungan amilum pada kentang adalah sekitar 59,7%. Bentuk dominan dari karbohidrat ini adalah pati. Sebagian kecil tapi signifikan pati ini adalah tahan terhadap pencernaan oleh enzim dalam lambung dan usus kecil, sehingga mencapai usus besar dasarnya utuh (Anonim, 2010). Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
6. Ubi
Singkong atau sering juga disebut ubi kayu, tentu sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari Kita. Secara tradisional, singkong sangat diminati sebagai pengganti dari makanan pokok kita yaitu nasi. Hal itu tak salah, karena singkong memang mengandung cukup tinggi kalori dan sumber energi yang baik. Kandungan amilum dalam singkong adalah sekitar 55%. Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam penganan, atau diambil patinya untuk berbagai macam keperluan.